teruntuk azimah: hari ini aku balas emailmu (memburu buku di kwitang)
7.7.2005 - teruntuk azimah: hari ini aku balas emailmu (memburu buku di kwitang)
Assalaamu’alaikum wr.wb.
Ba’da takbir, tahmid, dan salam.
Wahai ukhti fillah….
(istilah ini saya pakai lagi setelah 8 tahun sudah tertinggal di kampus)
Semoga Allah memberikan kita yang terbaik.
Dua minggu tidak menulis “sesuatu”?
Ah masak….
Bukankah setiap perbuatan-perbuatan kebaikan itu adalah upaya menulis juga, menulis hati kita, agar senantiasa ter-relief indahnya sinaran kebaikan. Bukan selalu kelamnya keburukan-keburukan saja yang ada pada segumpal darah itu.
So, bukankah setiap email yang engkau kirim kepada sahabat-sahabat tercinta adalah suatu upaya menulis juga, upaya menuangkan gagasan dari pikiran kita? Bagi kami hal-hal kecil semacam ini adalah upaya melatih kepekaan kita dalam mengolah gagasan-gagasan tersebut ke dalam kata-kata yang tertulis.
Atau bagi Antiitu bukan suatu maha karya? Sesungguhnya adikarya berawal dari satu huruf, satu karya kecil, atau satu langkah ke depan. Ingat bukan, tentang seorang tukang batu yang berhasil memecahkan batunya di pukulan yang keseratus, tetapi ia sadar semuanya terjadi karena ia memulai pukulannya di pukulan yang pertama.
Ayo, tetap semangat, sesungguhnya ketika Anti tidak menulis secara lahir tapi Antitetap sedang menulis perjalanan hidup di benak anti. Suatu saat semua yang Antilihat, dengar, dan rasakan akan muncul dengan mudahnya, dengan begitu saja, tanpa ada aral yang melintang. Maka Anti tinggal menunggu pemantiknya, kunci pembukanya, yang akan mengeluarkan semuanya itu dengan indahnya seindah purnama di lima belas.
Pun dengan tiga hari Anti membaca begitu banyak buku, itu bukan suatu “cuma”, tapi itupun adalah dalam rangka memperkaya dan mengisi khazanah ke dalam jutaan ruang rasa dan makna. Tidak banyak orang yang dapat menyelesaikan banyak buku untuk dibaca. Tidak banyak orang yang dapat mengambil sari pati dari banyak buku yang ia baca. Dan tidak banyak pula orang yang dapat menjadikan banyak buku yang ia baca sebagai pemicu supaya ia dapat mencintai sahabatnya dengan cinta karena Allah yang lebih tulus lagi. Sebagai pemicu supaya ia berbuat sejuta kebaikan di setiap harinya. Sebagai pemicu supaya ia menjadi penerang bagi orang lain. Antipasti ingat tentang “hanya dengan shalat dan sabar, Allah akan membuka semua itu”.
So, saya yakin Antiadalah orang yang mampu untuk menjadi ketiganya itu. Semoga.
Allahua’lam.
Tetap dengan senyum terindah.
****
Wahai ukhti fillah,
tentang banyak hal yang aku lakukan?
Baru saja hari ini saya membeli banyak buku di tempat sekelas kaki lima, di kramat sana, bukan tempat ber-ac laiknya di bookfair. Namun harganya itu loh...murah banget booo. Di tempat yang saya biasa beli sejak 10 tahun yang lampau.
(bajakan bukan yah...?, maaf kalau ini sangat menyinggung, soalnya biasanya penulis sering Antipati pada yang namanya kramat, semoga tidak)
Mau tahu buku-buku itu:
Mushaf terbitan Syamil;
History of The Arabs, Philip K Hitti (ini yang saya “ngebet banget” waktu di Bookfair, tunggu saja akan saya lahap dikau di akhir pekan ini);
Mensucikan Jiwa, Said Hawwa, terbitan Robbani Press;
Agenda Tarbiyah: Mencetak Generasi Rabbani;
Biarkan Bidadari Cemburu Padamu;
Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Suad Husnan (orang Bapepam harusnya punya buku ini, punyakan...?;
Ada satu lagi namun segera dibawa sang kekasih, sebuah novel: judulnya lupa (kok bisa, yah inilah manusia).
Yang jadi pikiran saya saat ini, mau ditaruh di mana buku-buku itu, sedang almari pun sudah tak muat. Makanya tebaran buku dimana-mana sudah menjadi penghias rumah saat ini.
Itu saja sih...semoga engkau menjadi yang lebih cepat lagi, semoga engkau selalu menjadi manusia yang senantiasa “iri” dengan kebaikan-kebaikan orang hingga memicu engkau untuk selalu berbuat kebaikan, dan semoga engkau selalu menjadi orang yang mampu menggebrak ketika menyajikan soto (loh kok Jaka Sembung sih, emang soto gebrak.....?).
Maaf tak sempat mampir di persinggahanmu....lagi kukutip ia.
Maafkan saya.
Allohua’lam.
Wassalaamu’alaikum wr.wb.
dedaunan di ranting cemara
di antara tumpukan buku
kalibata, 14 Juli 2005
ps.
Sudah sebagian besar tulisan Anti saya baca. Karena harus bergantian dengan sang kekasih. Komentar awal: bagi siapa saja yang mau mengenal sosok azimah rahayu lebih mendalam, lebih detil, ruang berpikirnya, sejuta makna yang ia miliki, maka baca buku pagi ini aku cantik sekali dan hari ini aku makin cantik. Itu lebih dari cukup dibanding dua lembar berisi biodata untuk ta’aruf.
Komentar kedua: Saya membacanya sambil terduduk, terpekur di pojok ruangan yang paling sudut, khusyu’....
riza almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
No comments:
Post a Comment