19 April 2007

Siapa Teroris? Siapa Khawarij?

Siapa Teroris? Siapa Khawarij?
(ini bukan resensi)

Buku yang ditulis oleh Abduh Zulfidar Akaha ini memang luput perhatian dari saya. Buktinya buku yang terbit perdana di Bulan Juni 2006 ini baru saya ketahui hari Kamis (14/09) kemarin. Sebenarnya saya sudah mendengar tentang buku ini tapi berupa iklan penjualan vcd bedah buku ini di sebuah milis. Pun saya menganggapnya biasa-biasa saja. Tidak ada yang menarik.
Tapi setelah saya melihat keramaian di sebuah forum diskusi dunia maya dan melihat betapa yang kontra terhadap buku ini begitu kerasnya meng-counter buku ini, kepenasaran saya langsung muncul. Sorenya sepulang dari kantor saya sempatkan untuk singgah di toko buku di bilangan Kalibata, Jakarta Selatan.
Di toko itu, saya mencari-cari di setiap rak tapi tidak ketemu. Padahal dari komputer pencarian, buku tersebut masih ada delapan eksemplar. Dibantu oleh satu orang pegawai yang ikut membantu mencari akhirnya saya menemukan buku itu di rak buku. Pun setelah pegawai toko itu angkat tangan karena tidak bisa menemukannya dan mengatakan bahwa kemungkinan besar buku itu sudah diretur.
Buku ini adalah bantahan dari sebuah buku yang ditulis oleh Ustadz Luqman Ba’abduh yang berjudul ”Sebuah Tinjauan Syari’at: MEREKA ADALAH TERORIS!” (untuk selanjutnya disingkat MAT). Buku ustadz Luqman ini awalnya diniatkan untuk menjawab buku ”Aku Melawan Teroris!” karya Imam Samudera. Tapi seperti diungkapkan sendiri oleh Akaha di kaver belakang bukunya, bahwa ternyata buku itu secara membabi buta mengarahkan semua tuduhannya ke berbagai kelompok pegiat dakwah Islam lainnya selain salafi yang tidak ada hubungannya dengan Imam Samudera, terorisme, dan aksi bom bunuh diri.
Maka muncullah buku berjudul Siapa Teroris? Siapa Khawarij? Ini. Buku yang walaupun berformat bantahan, tetapi diusahakan oleh sang penulisnya untuk senantiasa menjaga etika dan batas-batas kesantunan dalam tutur kata dan gaya bahasa penulisannya. Maka pembaca dapat membandingkan sendiri bagaimana etika itu dimunculkan oleh masing-masing penulis ini. Mana yang lebih santun dan mana yang sebaliknya.
Tidak berpanjang lebar dalam berkata-kata, berikut apa yang saya tangkap setelah membaca buku ini:
1. Desain kavernya (hardcover) bagus. Berlatar belakang warna hitam dengan api yang menyala-nyala seperti seakan-akan membakar kaver buku MAT. Kaver depan MAT pun terdapat ilustrasi api yang membakar buku Imam Samudera itu;
2. Peletakkan isi buku pun layak untuk disebut bagus karena sudah diperhitungkan agar para pembaca mudah untuk menikmati isi buku ini;
3. Referensi yang banyak pada catatan kaki. Ini dimungkinkan karena penulis adalah salah satu manajer Pustaka Al-Kautsar—penerbit buku ini. Sehingga data dan informasi otentik yang dibutuhkan lebih mudah didapat. Tidak perlu aneh karena Pustaka Al-Kautsar adalah penerbit buku-buku terjemahan dari Timur Tengah.
4. Membuat saya lebih memahami tentang arti sebuah perbedaan pendapat;
5. Satu yang pasti adalah buku ini menjawab hampir semua pertanyaan dan tema kontroversial di forum diskusi DSH;
6. Saya tidak bisa menuliskan kelebihan (yang tentunya terdapat pula kesalahan di dalamnya karena yang pasti sempurna adalah Alquran) yang ada pada buku ini, karena saking banyaknya. Saran saya buku ini layak untuk dibaca bagi para penggiat dakwah.

Allohua’lam bishshowab.

Riza Almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
11:56 18 September 2006

No comments: