18 April 2007

MEMOAR AGUSTUS 1966

Wednesday, May 10, 2006 - MEMOAR AGUSTUS 1966




Memoar Agustus 1966



Saudaraku,

pada baju penjara dan kopiah putih lusuh

yang kau pakai pada hari itu

pada tubuh kurus

yang menopang seonggok jiwa lurusmu

pada setiap langkah tegar

yang kau gerakkan dari kakimu

menuju tiang gantungan

di apit dua algojo

dengan tali besar menghias di leher

lalu jenak batas memisahkan

sungguh

ada jejak tertinggal bagi dunia

bagi manusia

untuk bernaung di bawah KalamNya.





Riza Almanfaluthi

dedaunan di ranting cemara

20:19 09 Mei 2006



***

Syair di atas adalah balasan sebuah puisi di bawah ini yang ditulis seorang al-akh. Pula sekadar memuliakan dan memenuhi hak-hak seorang ulama yang berjuang dan syuhada yang telah berjihad.



Akhi



Saudaraku engkau merdeka, meski berada di balik jeruji penjara

Saudaraku, engkau merdeka meski diborgol dan dibelenggu

Bila engkau pada Allah berpegang teguh

Maka tipu daya musuh tidak membahayakanmu

Wahai saudaraku, pasukan kegelapan akan binasa

Dan fajar baru akan menyingsing di alam semesta

Lepaskan kerinduan jiwamu

Engkau akan melihat fajar dari jauh telah bersinar

Saudaraku, engkau jangan jenuh berjuang

Engkau lemparkan senjata dari kedua pundakmu

Siapakah yang akan mengobati luka-luka para korban

Dan meninggikan kembali panji-panji jihad?

((Asy-Syahid Sayyid Quthb)
[maraji: mereka yang telah pergi]

No comments: