06 April 2007

biarkan aku menulis hari ini

5.7.2005 - biarkan aku menulis hari ini
biarkan aku menulis hari ini


Banyak sekali yang ingn saya tulis pada hari ini. Sampai suatu titik dimana gejolak hati tak mampu menahannya dan mendesakku untuk segera meraih secarik kertas dan menggoreskan pena biru padanya. Menulis tentang apa saja. Tentang pekerjaan, kenangan, keluarga, cinta, dan senyuman terindah milik seseorang.

Apalagi pagi ini saya mendapat hadiah istimewa dari ukhti kita: azimah rahayu, sebuah sequel dari buku pagi ini aku cantik sekali. Buku yang ditandatangani langsung olehnya dengan catatan kecil: sekadar pengikat tali persaudaraan. Judul buku itu adalah hari ini aku makin cantik. Membacanya membuatku bersegera menulis di halaman ini. Tentang obsesi saya padanya. Tentang tema-tema cantik dan indah pada buku itu, dan lain-lain. Tapi itu pun kalau aku sempat menulis di tengah kesibukanku ini.

Maka biarkanlah aku menulis hari ini, tentang apa saja. Agar ringan terasa hati ini. Agar tiada beban hidup ini. Namun ada pertanyaan yang menggelitiki sisi–sisi kepalaku, wahai kawan….? Bagaimana aku bisa menulis sedangkan tak ada yang akan aku tulis….? Pertanyaan itu menjatuhkanku dan menghalangiku mencapai suatu titik pencapaian dari menulis.

Maka aku berontak…Sisi lain dariku berkata: “Tulislah apa yang kau bisa. Jangan pedulikan apapun yang bisa membatasi gelora menulismu. Entah ejaan, pikiran orang lain, atau anggapan buruk orang ketika membaca tulisanmu. Menulislah sekarang.”

Maka biarkanlah aku menulis hari ini, tentang apa saja. Agar ringan terasa hati ini. Agar tiada beban hidup ini. Sisi lain dariku berkata kembali, “Jadilah dirimu sendiri, dan jangan pernah meniru orang lain. Agar engkau tahu sampai sebatas mana kau mampu menulis dunia ini. Agar kau tahu hal-hal kecil di sekitarmu. Agar kau tahu segalanya di sekitarmu.”

Maka biarkanlah aku menulis hari ini, tentang apa saja. Agar ringan terasa hati ini. Agar tiada beban hidup ini. Itu saja…



dedaunan di ranting cemara

di antara tebaran kertas

05 Juli 2005

riza almanfaluthi

No comments: