Mega Pro Terjungkal, Tangan Kaki Lecet, Celana Bolong
Wednesday, January 4, 2006 - Mega Pro Terjungkal, Tangan Kaki Lecet, Celana Bolong,
Tiba-tiba motor yang berada persis di depan saya mengerem mendadak. Jarak yang cukup dekat membuat insting saya berjalan. Tangan kanan sontak menggenggam rem depan. Dan kejadian itu begitu cepat. Saya jatuh ke depan dengan kaki terjepit di bawah putaran roda belakang. Tanpa bantuan orang lain mungkin saya tidak segera bisa bangun karena jepitan dan beban yang cukup berat dari motor itu.
Sepatu kiri yang terlepas segera saya pakai kembali sembari melangkah tertatih-tatih ke pinggir jalan. Mega Pro tidak sempat saya pikirkan, namun terlihat orang sudah menuntunnya ke tempat yang lebih aman.
Adrenalin yang bergolak di tubuh membuat saya lemas dan pucat pasi (katanya). Segera saya lihat luka apa yang diderita. Tangan lecet. Lutut jebol (lecet juga maksudnya), lebih parah daripada yang di tangan. Celana hitam yang biasanya saya pakai di hari senin sebagai pasangan favorit kemeja putih berlubang cukup besar di bagian lutut. Perlahan-lahan terasa nyeri juga di sekitar pergelangan tangan, sepertinya terkilir.
Motor 150 cc itu saya lihat pula. Lecet di lampu depan sebelah kiri . Kayaknya pas sebagai penghias karena sebelah kanannya pun sudah lecet waktu terjatuh di depan Depok Town Square karena banyak tumpahan oli dan tanah liat bekas galian yang berceceran. Selain itu pijakan kaki sebelah kiri lumayan bengkok juga. Air aki banyak juga yang tumpah.
Setelah beberapa lama beristirahat, menenangkan diri, serta meminta air putih pada mbak Warung tegal yang baru saja buka. Saya pun kembali melanjutkan perjalanan ke kalibata. Di sepanjang perjalanan, saya menganalisis mengapa saya sudah dua kali ini jatuh dari tumpangan ini.
Yang pertama mungkin karena ceceran oli itu membuat ban goyah dan tidak bisa stabil. Syukurnya waktu itu saya pakai sarung tangan sehingga tidak ada luka yang diderita. Namun sudah dua hari ini saya malas memakai sarung tangan, padahal benda itu selalu ada di kantong jaket ini. Dengan tidak memakai safety tool tadi akibatnya memang parah.
Nah, untuk accident yang kedua ini, saya menganalisis mungkin dudukan stang tidak dalam posisi lurus sehingga saat di rem depan langsung membuat kejutan, dan ini tidak diimbangi dengan penggunaan rem belakang ataupun rem belakang juga sudah aus, saya belum cek itu.
By the way, sejak itu saya tak lagi berani menggeber kecepatan di atas 60km /jam. Tapi entah di esok harinya, soalnya biasanya saat sudah lupa rasa sakit kumat lagi untuk menggeber di atas kecepatan normal.
The points are:
1. pakai sarung tangan setiap kita mengendarai motor, (kalau pakai helm sih sudah wajib dari sononya);
2. jangan ngebut;
3. jaga jarak.
Itu saja kali. Tapi terlintas juga, dosa apa yang telah saya perbuat sehingga Allah menegur saya dengan hal yang demikian. Astaghfirullah. Aku mohon ampun ya Allah.
riza almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
08:50 04 Desember 2005
No comments:
Post a Comment