Brontok Memang Top Markotop
Wednesday, January 4, 2006 - Brontok Memang Top Markotop
Jum’at 30 Desember 2005 kemarin menjadi jumat yang berdarah-darah buat Personal Computer (PC) saya. Virus lokal yang mencengangkan jagad teknologi informasi Indonesia bahkan dunia ini benar-benar mengobrak-abrik isi perut PC. Mulai dari aksi penggandaan folder sampai restart terus menerus saat mulai menjalankan antibodinya.
Norton Anti Virus (NAV) yang sudah lama tak pernah diupdate menjadi tak berdaya sehingga saya perlu meng-uninstall-nya. Namun karena tidak sesuai prosedur dalam merejectnya maka bekas-bekasnya masih saja ada dan kerap mengganggu dengan memunculkan pop-up windows installernya. Saya coba install ulang NAV tetap tak bisa juga.
Lalu saya coba untuk install McAfee versi 8. Malah jadi konflik dengan NAV sehingga PC semakin lambat tidak karuan. Tidak betah dengan situasi yang terus menerus begini terpaksa prosedur install ulang menjadi pilihan. Apalagi Brontok semakin menjadi-jadi dalam penggandaan dirinya.
Saya install ulang Windows XP SP2, cukup berhasil. Tapi gagal dalam install Office 2003, hang. Terpaksa reinstall ini saya tunda sampai senin karena jum’at sudah semakin gelap.
Senin pagi-pagi, saya datang untuk segera melakukan upaya yang gagal di hari sebelumnya. Saya memakai Office 2003 yang lain. Berhasil. Tapi apa lacur PC tidak bisa mendeteksi driver ethernet dan VGA. Saya lupa satu hal, karena PC ini adalah PC branded maka ia punya driver bawaan atau cd restore yang harus terlebih dahulu di install sebelum install Windows XP. Pyuhhhh....saya harus mengulangnya dari awal. Alamak...
Coba dengan CD Restore, sukses. Lalu dengan Windows XP SP2, sukses juga. Lalu install Office 2003, cukup singkat dan sukses juga. Baru setelahnya saya lihat PC saya bersih dari kotoran seperti bayi yang baru dilahirkan. Kecepatan maksimal benar-benar saya dapatkan.
Kemudian setelah install tool-tool yang dalam kesehariannya memang saya butuhkan, saya melanjutkan dengan install McAfee 8. Sukses. Setelahnya saya pindahkan file-file yang saya titipkan di sharedoc teman. Saya men-scannya, waow...brontok ada dimana-mana. Dengan removal dan sedikit trik dari teman OC, brontok benar-benar rontok.
Esok harinya, setelah memasukkan flashdisk yang saya anggap sudah bersih ke dalam colokannya. Saya lagi-lagi kaget. Brontok tidak terdeteksi oleh McAfee, tapi benar-benar ada dengan ciri folder option di explorer hilang, dan saat di search ada banyak folder exe dengan size sebesar 45kb. Kemungkinan besar yang menyebabkan McAfee tidak dapat mendeteksinya adalah variannya yang sudah berbeda dengan setting update McAfee yang hanya dapat melacak folder dengan ukuran 42 kb saja.
Terpaksa saya meminta bantuan teman OC lagi untuk mengusirnya. Segala upaya dikerahkan dan bersih juga. Tapi beberapa saat kemudian menyerang kembali entah darimana. Brontok benar-benar menguasai lagi dan amat bandel.
Akhirnya saya coba sendiri dengan upaya pertama yang saya lakukan adalah mencari removal yang benar-benar manjur. Rikpafile jadi tempat favorit untuk mencari. Berhasil saya dapatkan shampoonya. Saya coba dengan membuat notepad anti restart terlebih dahulu agar brontok tidak mengutak-atik removal saat mulai bekerja.
Melalui save mode command prompt, saya coba mengikuti petunjuk itu perlahan-lahan. Perlahan-lahan. Perlahan-lahan. Dijalankan removal, dan benar-benar top markotop si bandel ini. Brontok GAGAL TOTAL untuk diusir. Restart jadi makanan utama saat menjalankan semua program antibodinya.
Sinar matahari sudah hampir tiada sore kemarin, dan saya putus asa mencoba mengusir virus aneh ini. Keinginan menghabisinya ditunda untuk hari itu. Tapi saya bertekad untuk mencoba membasminya keesokan harinya. Saya pikir masih ada hari esok untuk berjuang. Entahlah, ada yang mencoba untuk membantu?
Riza Almanfaluthi
Dedaunan di ranting cemara
Memoar cinta di medan dakwah
No comments:
Post a Comment