06 April 2007

kenapa harus FPI gitcu loh...

27.5.2005 - kenapa harus FPI gitcu loh...


wahai para pejuang
siapkan kuda-kudamu
dengarkan derunya
pekat debunya
teriakkan asma-Nya
sesungguhnya surga itu ada
di bawah kilatan pedang
........................................
Pagi ini, saya dapat email tentang pro kontra Miss Universe, bagi saya sudah jelas tidak ada pro kontra di sini. Sudah jelas, sudah terang seperti terangnya matahari yang menyinari kita di Jum'at pagi yang cerah ini. Sekali haram yah haram...
Tapi itulah negeri kita yang mengakunya bahwa Umat Islam mayoritas di negeri ini. Namun pemikiran sekuler melekat erat dan menyusup di saraf-saraf otak sehingga outputnya yah tetap sekuler juga. Apakah ini hasil dari pemikiran liberal dari orang-orang Utan Kayu? Di mana mereka mengharapkan sekulerisme jadi patokan hidup kita. Yang mengharapkan ada energi kebaikan dan kemaksiatan berkumpul ada di negara ini. Ck...ck..ck...
Yah kita tahu siapa sih mereka.
Kembali ke Masalah Miss Universe...hari-hari kemarin kan FPI demo. Dan dengan itu banyak yang kebakaran jenggot.
Kenapa yah...kalau ada FPI beraksi banyak yang meradang...
Ditambah alasan: kenapa FPI gak demo artis-artis porno, gak demo TV, gak bakar Hailai dll
Harusnya yang mempertanyakan itu mikir juga...bahwa kalau dia muslim, maka kewajiban amar ma'ruf nahi munkar jadi kewajiban setiap individu muslim, tidak hanya FPI doang.
Punya kekuatan apa sih FPI, kalau harus ngurusin semua kemaksiatan di republik ini. Yang punya kekuatan itulah yang 'sewajib-wajibnya' untuk memberantas kemaksiatan. Berarti pemerintahlah, yang setidaknya punya kekuatan besar sekali untuk menumpas semua itu. Lah, gimana mau menumpas sedangkan ada sebagian dari mereka menjadi 'backing' kemaksiatan. FPI disini setidaknya 'trigger' untuk action yang lebih besar lagi bagi yang punya power..
Kata Ustadz Wahfiudin tadi malam: sungguh tidak seimbang ketika kita mengajak orang untuk berbuat kebaikan sedangkan ia tidak melakukan nahi munkar, sedangkan ia tidak mengikis kemungkaran itu.
Oleh karena itu kalau kita tidak mampu untuk nahi munkar, yah setidaknya diam sajalah, jaga mulut dan omongan, ketika ada saudara-saudara kita yang melakukan pemberantasan kemunkaran itu. Sungguh tidak ada keberkahan di negeri ini kalau kemaksiatan jalan terus dan tidak ada upaya untuk melawannya. Maka bersyukurlah masih ada orang-orang seperti mereka, masih ada orang-orang yang melakukan nahi munkar dan orang-orang yang mengingat Allah. Bisa jadi tiadanya azab bagi kita adalah karena orang-orang seperti mereka. Allohuakbar...
Allohua'lam.

Catatan:
tulisan di atas hanya sekadar uneg-uneg saya, hasil tangkapan sekelebatan ide di kepala saya. So jangan harapkan ada analisis panjang, dalam, menukik (apaan tuh he...he..he..) di tulisan ini. Lain kali lah, ketika tidak ada pekerjaan yang menumpuk di sini.


RIZA ALMANFALUTHI
dedaunan di ranting cemara

No comments: