from the deepest bottom of my soul
Friday, December 30, 2005 - from the deepest bottom of my soul
Kalimat ini ada dalam bagian email yang dikirim oleh seorang teman, saat ia me-reply surat elektronik yang dikirim oleh saya. Otak bagian kanan saya langsung meresponnya dengan sinyal-sinyal, menyuruh memori sejuta gigabytenya untuk bekerja mengingat kalimat pendek ini. Dan urat kebahasaan saya langsung ngeh dan nyambung.
Ya, saat saya mendengar atau membaca kata-kata atau kalimat-kalimat indah saya selalu berusaha untuk merekamnya dalam ingatan bahkan mencatatnya dalam lembaran kertas untuk saya koleksi.
Tidak hanya dari teman saya yang satu ini, tapi pada semua orang yang mempunyai cita rasa bahasa yang baik dan enak untuk didengar ataupun dibaca. Seperti dari Kang Asep misalnya—sudah saya kemukakan di tulisan terdahulu—dengan both sides perspective-nya, dari Azimah dengan Purnama di Sudut Jiwa-nya, dari Qoulan Sadiidan dengan Rindu Terlarang-nya, atau dari Ibnul Qoyyim al Jauza’I dengan Setetes Embun-nya. Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Terkadang saya merasakan keindahan kata itu saat ia dalam bahasa asing dan belum termaknai ke dalam bahasa Indonesia. Mungkin saat ia diterjemahkan cita rasa itu sedikit berkurang, seperti judul tulisan ini.
Keindahan itu pun akan dirasakan dalam bahasa daerah dengan dua kata ini Bojo Loro, eit… jangan terlalu sensitif dulu yah. Dua kata tadi bisa berarti ganda istri dua atau istri sakit. Tinggal kita mau pilih yang mana. J
Ya sudahlah, sepertinya banyak yang ingin saya uraikan tentang kata-kata indah di sini, namun adzan Isya sudah memanggi-manggil saya. Jadi saya cukupkan dulu sampai di sini. Oh ya, terimakasih pada teman yang telah sudi untuk menyumbangkan kata-kata indahnya pada saya.
From the deepest bottom of my soul: thank you.
riza almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
citayam, 19:29 29 Desember 2005
No comments:
Post a Comment