Dua Hari Tanpa Listrik (Kasus KPP PMA Tiga)
Monday, August 1, 2005 - Dua Hari Tanpa Listrik (Kasus KPP PMA Tiga)
Terbukti sudah betapa manusia di zaman moderen ini sangat menggantungkan roda kehidupannya pada teknologi agar tetap bisa berputar. Maka apa yang terjadi ketika listrik “byar pet” dan benar-benar padam selama dua hari di KPP PMA Tiga?
Ruangan gelap dan tidak ada kegiatan yang dapat dilakukan, sampai-sampai Wajib Pajak terheran-heran dan langsung bertanya kepada saya, “Pak, KPP PMA Tiga pindah yah?”
Bagaimana mau mengerjakan sesuatu sedangkan semuanya ada di dalam komputer yang tidak bisa dihidupkan itu, merekam, menjawab konfirmasi, memasukkan kasus ke dalam case management, melayani Wajib Pajak melalui email dan lain sebagainya. Semua itu tidak dapat dilakukan tanpa ada benda yang di tahun 1967 bentuknya seperti dua lemari besar.
Coba hitung sendiri betapa banyak kerugian yang diderita negara atau kita sendiri, selain membayar gaji pegawai yang tidak produktif, peralatan elektronik yang rusak karena aliran listrik yang tidak stabil, hilangnya kesempatan untuk berkreativitas, hingga berdebarnya jantung karena pekerjaan yang nyaris jatuh tempo.
Maka dapat dikatakan ketergantungan manusia pada teknologi—dalam hal ini komputer—adalah sebesar 98%. Sisanya untuk pekerjaan klerikal yang benar-benar membutuhkan perpindahan fisik dari satu tempat ke tempat lain.
Tapi terus terang saya tidak menikmati hal ini, karena bagi saya listrik mati atau hidup, pekerjaan sudah jelas menumpuk di depan mata. Alhamdulillah, sebelum pulang saya sempatkan diri untuk melihat-lihat kembali semua pekerjaan itu. Saya susun ulang. Saya beri post-it warna kuning. Saya beri catatan penting. Dan saya rapihkan dengan harapan Senin esok, saya dapat mengerjakan semua itu. Itu pun kalau Senin nanti aliran listrik sudah seperti sedia kala.
By the way, semua orang di sini kok pada tahu kalau pekerjaan perbaikan aliran listrik bawah tanah belum selesai sampai hari Senin nanti. Wah…wah…wah... siap-siap saja kembali tiada pekerjaan, tiada postingan ke Cicadas Blog, dan satu terakhir dan yang paling penting, gajian akan tertundakah? Semoga saja tidak. J
RIZA ALMANFALUTHI
dedaunan di ranting cemara
di antara Jum’at yang meluruh kata-kata kerinduan
20:02 29 Juli 2005
No comments:
Post a Comment