17 April 2007

Doa Keselamatan Buat Bush dan Blair

Monday, January 16, 2006 - Doa Keselamatan Buat Bush dan Blair


Dalam sebuah diskusi tentang perang teluk kedua, seorang peserta pada akhirnya berkesimpulan dan menyeru untuk bersama-sama mendoakan kebaikan dan keselamatan dunia akhirat buat dua pentolan penggagas perang teluk pertama dan kedua itu. Diskusi berakhir geger dan membuat kemarahan sebagian yang lain, karena ini menyangkut kezaliman dua rahwana tersebut terhadap dunia Islam.



Dari diskusi tersebut saya mencoba untuk merunut kembali pada sejarah masa lalu, Rosululloh SAW dirundung kesedihan saat paman yang sangat dicintainya, Abu Thalib (penyembah berhala) meninggal dunia. Di tengah suasana duka beliau memohon kepada Alloh SWT agar mengampuni segala dosa dan kesalahannya. Tapi Alloh SWT menegurnya, bahwa dalam persoalan agama ada batasan-batasan toleransi yang tidak boleh dilampaui.

Melalui firman-Nya beliau diingatkan untuk tidak mendo’akan orang yang tidak seiman, “sama sekali tidak layak bagi Nabi dan orang-orang beriman memohonkan ampun untuk orang-orang musyrik, sekalipun mereka itu keluarga dekatnya setelah jelas kepada mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu penghuni neraka jahim” (Q.S. At-Taubah: 113)

Berbicara tentang masalah do’a mungkin ada orang yang mempersoalkan jika Nabi Muhammad SAW dan orang-orang mukmin tidak boleh mendo’akan orang-orang musyrik, lalu bagaimana dengan Nabi Ibrahim As. Yang berdo’a untuk ayahandanya yang kafir, sebagaimana digambarkan dalam Qur’an: “Dan ampunilah bapakku karena sesungguhnya ia termasuk orang-orang yang sesat.” (Q.S. Asyu‘ara: 86).

Para ahli tafsir menyebutkan bahwa do’a Nabi Ibrahim ini esensinya ialah meminta kepada Alloh SWT agar ayahandanya ini diberikan hidayah dan petunjuk supaya menjadi orang beriman. Bahkan menurut Imam Qatadah, setelah jelas bagi Ibrahim bahwa ayahandanya adalah musuh Alloh, Ibrahim berlepas diri darinya.

Q.S. At-taubah, 114 berbunyi sbb: Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Alloh) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Alloh, maka Ibrahim berlepas diri daripadanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.”

Jelasnya, berdo’a untuk orang-orang musyrik agar mereka diberi kesehatan, keselamatan, kebahagiaan, kebaikan, dan sebagainya tidak diperbolehkan. Hal itu bukanlah bentuk dari toleransi. Mendo’akan mereka berarti mengakui dan membenarkan eksistensi kekafiran mereka.

Maka sungguh tidak pantas bagi mereka yang mengaku dirinya beriman mendo’akan Bush dan Tony Blair untuk kebaikan dan keselamatan mereka di dunia dan akhirat setelah tampak jelas di hadapan kita dan masyarakat dunia lainnya permusuhannya terhadap Islam, kesombongan mereka yang layaknya Fir’aun dan Hamam, dan kebencian mereka. Serta aksi mereka yang telah mencabut ribuan nyawa dengan perang yang mereka lancarkan.

Tapi bagi para penganut teologi inklusif-nya Ulil Absar Abdilla, dalam hal mendoakan kebaikan terhadap mereka hal ini sah-sah saja, dengan anggapan bahwa tidak ada istilah kafir dan musyrik karena semua agama di dunia adalah benar. Jalan boleh beda-beda namun tetap satu tujuan yakni penyembahan kepada Tuhan Sang Maha Transenden. Jadi menurut mereka Bush dan Blair bukan orang musyrik, mereka juga penganut agama kebenaran. Sah-sah saja mendoakan kebaikan untuk mereka. Begitukah…? Sesungguhnya mereka telah dibutakan mata dan hatinya dalam melihat kebenaran. Allohua’lam.



Maraji’: 1. Alqur'anul Karim, 2. Sabili, 9/X/2003







riza almanfaluthi

dedaunan di ranting cemara

dipublikasikan di tahun 2003

diedit kembali 13:59 14 Januari 2006

No comments: