ruqyah kemarin, ghanimah, akhirat itu kekal.
16.6.2005 - ruqyah kemarin, ghanimah, akhirat itu kekal.
hmm...alhamdulillah pagi ini saya nggak kehujanan, setelah sebelumnya sempat waswas karena ada rintik-rintik hujan.
Oh ya kemarin ruqyahnya seru juga. Waktu ruqyah masal ada satu laki-laki kena, sedangkan di bagian akhwatnya banyak teriakan lagi.
Nah pas waktu dipersilahkan untuk maju ke depan oleh ustadznya bagi yang merasa kesemutan atau merasa ada hal yang aneh ketika di ruqyah masal. Saat itu ustadz langsung mengumandangkan adzan dan doa-doa syar'i di telinga pasien, ternyata banyak juga yang kena.
Alhamdulillah, Insya Allah bisa diusir tuh yang namanya jin.
Berat juga bantuin teman-teman panitia, soalnya kuat banget berontaknya pasien waktu di ruqyah.
Saya sempat gemetar juga sih dengerin bacaan ayat-ayat syar'i para ustadz itu, merinding gitu loh. Bikin mata jadi berkaca. Sudah lama tidak merasakan getaran dan nuansa seperti itu.
Satu lagi: kayaknya berat banget supaya jadi orang ikhlas. Ada aja godaannya Makanya Allah kasih penghargaan khusus terhadap mukhlisin kelak. Yah, tapi saya berusaha ajalah supaya ikhlas dalam setiap perbuatan. Jadi ingat cerita tentang para sahabat nabi yang awal dari kalangan muhajirin dan anshar. Saat selesai berperang dan tiba waktu pembagian ghanimah. ternyata yang mendapatkan banyak ghanimah adalah orang-orang yang dulunya memusuhi Rosulullah dan baru-baru saja masuk Islam. Sedangkan para sahabatnya banyak yang tidak kebagian apa-apa. Sampai-sampai terdengar oleh Rosululloh keluhan dari para sahabat.
Akhirnya Rosululloh mengingatkan kepada para sahabatnya, yang intinya cukuplah Allah dan Rosululloh bagi mereka. Mendengar ucapan itu para sahabat langsung tersadar dan menangis.
Sadari ternyata kehidupan dunia tidak sebanding dengan apa yang akan mereka dapatkan di akhirat kelak ketika mereka mengikuti Allah dan Rosululloh.
Allohua'lam.
Semoga kita menajdi orang-orang yang cepat menyadari kekeliruan kita dan tak akan mengulangi lagi setiap kesalahan itu. Itulah sebaik-baiknya manusia.
riza almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
No comments:
Post a Comment