10 April 2007

Gempita Allah Akbar

Thursday, September 1, 2005 - Gempita Allah Akbar



Seseorang pernah berkata dalam suatu diskusi: Allohuakbar tak perlu diteriakkan, karena Tuhan memang Maha Besar.

Sisi lain berkata padaku:
Hai kawan:
Ingat tidak Allohuakbar selalu menjadi komando
dalam setiap peperangan?
Kau tidak ingat?
Saya sebut satu persatu tapi tidak semua:
Perang Badr
Perang Bani Sulaim
Perang Bani Qainuqa
Perang Sawiq
Perang Dzi Amar
Perang Bahran
Perang Uhud
Perang Bani Nadhir
Perang Nejed
Perang Badr Kedua
Perang Dumatul Jandal
Perang Ahzab
Perang Bani Quraizhah
Perang Bani Lihyan
Perang Bani Mushthaliq
Perang Ghabah
Perang Khaibar
Perang Wadil Qura
Perang Dzatur Riqa'
Perang Mu'tah
Perang Futuh Mekkah
Perang Hunain
Perang Thaif
Perang Tabuk
*****
Di zaman para sahabat:
Perang Membasmi Riddat dan Penolak Bayar Zakat
Perang Yarmuk
Perang Nahawand
Perang Jamal
Perang Shiffin
Perang Karbala
Perang Penakhlukkan Yerusalem
Perang Penaklukkan Konstantinopel
dan lain-lainnya
60 tahun yang lampau jangan lupa
Bung Tomo memekikkan Allohu Akbar di atas Hotel Surabaya
Dan peperangan lainnya selama 14 abad lebih itu.
****
Sisi lain berkata lagi padaku:
Hai kawan:
Allohuakbar pun menjadi urat nadi yang tak bisa dipisahkan dari
tubuh kaum muslim dan tentu bukan sebagian makian.
Allohuakbar pun patut diteriakkan sebagai pengobar semangat kaum muslimin
untuk melawan kebatilan, angkara murka, dan musuh Allah.
Tidak bisa dibayangkan jika saja Allohuakbar diteriakkan di dalam hati saat akan berperang melawan musuh Allah.
Tidak bisa dibayangkan jika saja Allohuakbar tidak diteriakkan dalam masjid sehingga masjid pun riuh dengan tepuk tangan.
Maka Allohuakbar menjadi sebuah keniscayaan yang tak bisa dielakkan lagi dari diri seorang muslim.
Sebagai pengingat manusia itu kecil tiada berarti. Hanya Dia yang Maha Besar. Yang lain kecil. Semuanya kecil.
Sisi lain berkata lagi padaku:
Mau kau teriakkan apa lagi...?
Aku terdiam. Terdiam dengan 'tenggorokan tersumbat durian'.
Allohua'lam



riza almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
di antara kesungguhan bahwa esok ternyata tanggal satu
di antara eksungguhan bahwa ternyata saya masih menjadi orang gajian
di antara kesungguhan bahwa kematian: ready or not, you will face soon or later
20:17 31 Agustus 2005

No comments: