17 April 2007

Cuma Kisah Sederhana 4: Yasser, Sang Pejuang Keadilan

Wednesday, January 18, 2006 - Cuma Kisah Sederhana 4: Yasser, Sang Pejuang Keadilan


Dr. Hidayat Nurwahid: "Seandainya Anda tidak menjadi anggota Partai Keadilan sekalipun, tetapi Anda menjunjung dan menegakkan keadilan, yang itu berarti adalah mengamalkan ajaran Islam, maka sesungguhnya Anda adalah bagian dari kami".

Ada lagi sebuah cerita sederhana dari seorang pejuang keadilan. Sebut saja namanya Yasser. Ia mulai bergabung dalam suatu halaqoh pada tahun 1997 dan kini diamanahi menjadi Ketua Dewan Pimpinan Ranting (DPRa) Pabuaran, Bojonggede, Bogor.

Ikhwah kita yang satu ini penuh semangat tinggi dalam menjual partainya, pekerja keras, non-birokrasi, low profile, tidak banyak bicara, namun banyak amal.
Di kantongnya selalu tersimpan dengan rapih puluhan stiker PKS yang siap untuk dibagikan. Dalam benaknya juga selalu terpikir bagaimana mendorong agar ikhwah lainnya tetap mempunyai hamasah (semangat) untuk bekerja dalam dakwah.

Suatu ketika di DPRa kami diadakan direct marketing, kemudian panitia membeli nasi padang sebanyak 30 bungkus untuk makan siang para peserta. Ketika salah seorang panitia kembali dari warung, beliau langsung bertanya, "Sudahkan antum berikan stiker PKS kepada pedagang nasi padang itu, akhi? Pertanyaan itu hanya dijawab dengan gelengan kepala.

Tak berapa lama, tanpa basa-basi, beliau langsung pergi ke Tukang Nasi Padang, dan berpura-pura bertanya: "Pak sudah dibayar kan pak nasi yang kita beli?”
"Oh sudah, terimakasih Pak," kata Si Uda.
"Oh iya pak, sebagai hadiah dari kami untuk bapak karena telah membantu kami, ini ada beberapa stiker PKS untuk bapak, tempel ya Pak." setelah berpamitan beliau langsung kembali ke tempat acara.

Betapa Akh Yasser tidak mau membuang kesempatan sedikit pun untuk mengenalkan PKS, untuk mengenalkan salah satu dari beratus-ratus pintu dakwah. Sedangkan kami para pengurusnya masih banyak yang malu memasang bendera di depan rumahnya atau menempelkan stiker di pintu atau kaca rumahnya.

Ada madu manis mewangi yang bisa diserap dari peristiwa kecil itu bagi saya: 1. Sedikit bicara, banyak amal; 2. pangkat kopral, tapi amal jenderal; 3. tak perlu membuang sedikitpun waktu untuk berleha-leha, betapa banyak umat yang butuh pikiran dan aksi kita; 4. tak ada kata terlambat untuk mengenalkan PKS, sekarang juga, dimanapun juga, kapanpun juga, demi Islam nan Jaya. 5 Sesungguhnya Alloh melihat proses tidak melihat hasil.

Seorang Ustadz pernah mengingatkan dalam suatu dauroh: "Seandainya malaikat dapat bertindak, maka ia akan melempar televisi yang sering ditonton oleh ikhwah, dan ia akan membangunkan para ikhwah yang terlelap untuk bergerak, bergerak, dan bergerak untuk kemajuan dakwah Islam di bumi Indonesia ini, namun sayangnya malaikat hanya diberi tugas untuk melihat dan mencatat segala perbuatan kita.”







riza almanfaluthi

dedaunan di ranting cemara

terpublikasikan di DSHnet 2003

di edit 06:45 14 Januari 2006

No comments: