merdeka pun aku tetap mati...
Monday, August 15, 2005 - merdeka pun aku tetap mati...
pada tanah rantau yang tercium amisnya darah
kutancapkan satu bambu runcing kuning mengilat
agar aku berdiri tegak kibarkan merah putih
menantang cambuk angin yang menggelepar-gelepar
memandang Bandung berkubang lidah api yang menjulur-julur
menunggu matahari yang masih saja tak mau terbenam
menghitung tapak demi tapak gerilya
tapi!!!
aku tak mampu menelan kala agar berhenti memilin detiknya
aku tak mampu menyapa tahun keseribu
aku tak mampu menghentikan tujuh setengah windu
yang membuatku mengeriput, ciut, kecut
aku tak mampu menjadikan bambu ini kayu Sulaiman
dan akhirnya aku takut menidurkan jiwa ini
karena harga liang kubur yang melangit
tak mampu kubayar seringgit demi ringgit
dengan kaleng tua di tangan yang menjepit
menanti sesen dua sen dari lalu lalang yang tersenyum sengit
tapi!!!
saksikanlah aku menjadi busuk di Asia Afrika
yang tak mau menerimaku di sudutnya
saksikanlah aku beralas merah putih
hingga tahu-tahu semut-semut masuk
melalui semua lubangku
aku mati
riza almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
di antara menit-menit jelang kemerdekaan
18:40 15 Agustus 2005
No comments:
Post a Comment