09 April 2007

IMPERIA dan Penaklukan Yerusalem

14.7.2005 - resensi NOVEL BARU Akmal: IMPERIA dan Penaklukan Yerusalem

Tentang resensinya Bang Ekky terhadap Imperia-nya Bang Akmal, setidaknya saya sedikit banyak dapat memahami betapa ensiklopedisnya bang Akmal. Ini dapat dilihat dalam paragraph:

“Tetapi, semangat eksplorasi ensiklopedis ini ternyata juga menjadi
bumerang. Akibatnya, cerita menjadi tidak intens dan tidak fokus, di
beberapa tempat. Dan ini yang membedakannya dengan gaya Brown.”

Eksplorasi ensiklopedis ini juga pernah ditanggapi oleh Bang Herry Nurdi dalam resensinya:

“Cerita terakhir, tentang kesaktian Akmal Nasery Basral nampak ketika terjadi diskusi diruang maya milis Forum Lingkar Pena tentang film Kingdom of Heaven. Film yang berkisah tentang Sultan Saladin, King of Lepre, Balian of Ibelin, Tiberias dan berbagai tokoh lain dalam sejarah Perang Salib. Beberapa anggota milis berdebat tentang jalan cerita dan pemerannya. Tentang fiksi dan fakta, tentang eksis atau maya. Dan di antara perdebatan itu, Akmal muncul dengan postingan yang panjang menjelaskan sekian fakta tentang beberapa tokoh, lengkap dengan sejarahnya, asal kotanya, bahkan nama-nama kecil mereka dan nasib mereka setelah peristiwa yang digarap Ridley Scott dalam film itu.”

So, Bang Ekky dan Bang Herri Nurdi tahu persis mengenai Bang Akmal. Ini yang diharapkan bagi para pembaca (saya) dalam membaca resensi kedua abang ini, bahwa peresensi menulis dari kedalaman pengetahuannya dan memahami betul terhadap objek (imperia) juga subjeknya (bank Akmal).

Dalam membaca karya dua peresesensi ini setidaknya saya tidak alami sedikit gangguan. Beda ketika saya membaca sebuah ulasan Film Kingdom of Heaven di Majalah Tempo di halaman 151-152 kolom 6 paragraf 2 edisi 16-22 Mei 2005.

Entah ini sudah diulas (di sadari) oleh Bank Akmal (selaku wartawan Tempo) dalam membaca resensi film itu atau saya juga enggak tahu kalau sudah ada yang mengirim sedikit kritik atas ulasan tersebut dari pembaca Majalah Tempo yang lain—saya sudah mengirim email ke redaksi Majalah Tempo untuk sedikit bercerita tentang paragraph tersebut namun email saya balik lagi dengan “alert” yang berbunyi email undeliverable, mungkin email server di kantor kami yang sedang ngadat.

***

Senin itu Majalah Tempo baru milik teman sudah tergeletak dengan manisnya di meja saya. Setelah sedikit membaca berita utama saya tergerak untuk membaca ulasan film itu yang judul tulisannya adalah "Yang 'Kudus' ..yang Berdarah".

Saya terbentur di halaman, kolom dan paragraph tersebut. Memori saya langsung bergerak memutar sedikit ruang ‘ensiklopedi’ kecil di kepala saya. Apa isi dari paragraph itu, setidaknya saya penggal pada bagian intinya:


"....dan seperti Abu Bakar yang menaklukkan Yerusalem pada 637, atau di dunia Islam Arab lain kala itu, ia mengijinkan warga Yahudi untuk melakukan pekerjaan apa saja, mulai dokter sampai pegawai...".


Nah di sinilah letaknya yakni pada Abu Bakar yang menaklukkan Yerusalem pada 637.

Dapat saya ungkapkan di sini adalah bahwa yang menaklukkan Yerusalem pada era awal pemerintahan Islam Pasca kematian Rosululloh Muhammad SAW adalah sahabat Umar bin Khaththab ra bukan sahabat Abu Bakar (Ashshidiq) ra. Itupun terjadi pada tahun 638 M bukan di tahun 637 M.

Yang pertama ingin saya komentari adalah tahun terlebih dahulu, namun dalam masalah tahun hal ini masih bisa diperdebatkan karena menyangkut adanya konversi dari hijriah ke tahun masehi. Karena dalam berbagai referensi yang saya baca menunjukkan tahun-tahun yang berbeda, berkisar 636 dan 638 M.

Perbedaan tahun penaklukkan itu dapat diungkapkan di sinisebagai berikut:

1. Ensiklopedia Tematis DUNIA ISLAM jilid 2 (ensiklopedi ini pas ada di samping Majalah Tempo); PT Ichtiar baru Van Hoeve: terjadinya pada tahun 638 M;

2. Ensiklopedi Islam jilid 5; PT Ichtiar baru Van Hoeve: tahun 636 M (penerbit yang sama memberikan tahun yang berbeda dalam amsalah ini);

3. 100 Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah; Michael H Hart: Pustaka Jaya: Penakhlukkan Yerusalem terjadi dua tahun setelah Yarmuk (636 M) berarti terjadi pada tahun 638M;

4. Umar Bin Khattab; Muhammad Husin Haekal: Litera Antar Nusa: Penaklukan terjadi 15 Hijriah berarti tahun 622 M (tahun Rasululloh hijrah ke Madinah) ditambah 15 tahun jadi sekitar tahun 637 M, tapi yang fatal (ini entah kesalahan cetak atau bukan saya tidak tahu) ditulis dalam tanda kurung adalah pada tahun 535 M.

5. History of The Arabs; Philip K Hitti: Serambi Ilmu Semesta; tahun penaklukan berkisar tahun 638M.

Saya berusaha mencari di tiga buku lainnya tentang sejarah Daulat Islamiyah yang menyangkut pula Yerusalem ternyata tidak memuat tahun penaklukannya.Sekali lagi bahwa masalah tahun masih bisa diperdebatkan.

Namun yang paling fatal pula adalah bahwa penaklukan Yerusalem itu dilakukan oleh Abu Bakar—saya anggap nama ini adalah nama pendek dari Abu Bakar Assidiq, khalifaturasyidin pertama. Dari delapan buku yang saya baca semuanya jelas-jelas merujuk pada tokoh Umar bin Khattab bukan sahabat Abu Bakar Assidiq.

Salah satu contohnya bisa dilihat pada buku Ensiklopedia Tematis DUNIA ISLAM jilid 2 di halaman 48 kolom 2 paragraf 3:

"Persetujuan ini disampaikan kepada Khalifah di Madinah, yang disertai permohonan agar Umar bersedia datang untuk menerima penyerahan Yerusalem. Pemimpin ini menyetujui perjanjian itu dan segera berangkat ke Palestina. Pada tahun 638 M, penyerahan kota suci itu dilakukan dari Patriach Sophorius kepada Khalifah Umar bin Khaththab."

Sedangkan pengembangan wilayah pada masa Abu Bakar belum sampai pada penguasaan Yerusalem, bisa di baca pada halaman 47 buku yang sama pada kolom 2 paragraf 3:

"Pengembangan wilayah pada masa Abu Bakar berlangsung dari 12-13 H. Pada akhir pemerintahannya, pasukan Islam telah dapat menguasai daerah yang cukup luas. Selain Jazirah Arabia, yang dapat disatukannya kembali setelah munculnya gerakan pembangkang, beberapa daerah di luarnya dapat ditaklukan dan dimasukkan ke dalam kekuasaannya. Wilayah-wilayah yang berhasil ditaklukannya pada masa khalifah pertama ini antara lain Ubullah (terletak di pantai Teluk Persia), Lembah Mesopotamia, Hirah, Dumat al Jandal (kota benteng yang terletak di perbatasan Suriah), sebagian daerah yang berbatasan dengan Palestina, perbatasan Suriah dan sekitarnya."

Kesimpulannya adalah Abu Bakar tidak sempat membebaskan Yerusalem pada masa keperintahannya karena beliau keburu wafat. Pada masa Umar bin Khattab itulah dilanjutkan ekspedisi tersebut hingga akhirnya Yerusalem dapat ditaklukkan.

Demikian koreksi ini saya sampaikan, karena bagi mereka yang terbiasa membaca tentang sejarah Islam akan mengalami "keterperanjatan" yang mengganjal.

Saya mohon maaf kalau hal (ulasan Kingdom of Heaven) ini sudah basi, atau sudah dibahas oleh Bang Akmal dalam postingan yang terdahulu, karena saat itu saya belum mengikuti milis ini.

Kurang lebihnya mohon maaf. Billaahittaufiq wal hidayah.

Wassalaamu'alaikum wr.wb.




riza almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara

di antara malam yang smakin menggigit

citayam, 02.15, 15 Juli 2005

No comments: